Berada jauh dari keluarga terkadang terasa berat. Namun
demi meraih prestasi dan membela Jateng di arena PON XVIII Riau
September mendatang, ia rela meniggalkan suami dan anak beberapa waktu.
Itulah yang dirasakan oleh Weny Ariwati, atlet pelatda PON Jateng Tarung
Derajat. Weny, panggilan kesehariannya, harus meninggalkan Zudan
Khafidz, buah hati dari pernikahannya dengan Musta'im.
Meski terasa berat, namun Weny merasa sebagai atlet Jateng harus siap
memberi yang terbaik untuk daerahnya. "Suami dan anak justru aku jadikan
penyemangat untuk meraih prestasi. Jauh daru keluarga harus bisa meraih
prestasi setinggi mungkin," tandas wanita pemilik tinggi badan 164
dengan berat 48 kg ini. Ia bertekad meraih emas di PON yang akan datang.
PON XVIII Riau kali kedua Weny terpilih mewakili Jateng. Pada PON 2008
di Kaltim lalu, ia berhasil menyabet medali perak. Kesempatan kali ini
tak ingin disia-siakan untuk meraih emas. Ini kesempatan yang tak bisa dilewatkan," tandas petarung yang tergabung di Satlat Temanggung ini
Keyakinan Weny ini didapat setelah ditempa baik secara teknik, fisik,
dan mental di pemusatan latihan. Ia merasa kondisi puncak, sehingga
siap untuk berlaga di PON Riau. Selain itu, ia memotivasi diri. Putri
dari pasangan Rumadi dengan Naryati ingin mempersembahan medali yang ia
peroleh untuk Jateng, pelatih, pengurus Kodrat Jateng, dan keluarganya.
"Yang
terpenting sekarang ini konsentrasi penuh menghadapi PON. Jika kangen
dengan keluarga, aku cukup telpon agar tahu keadaan Zudan dan suami,"
tutur Weny yang juga hobi memasak. Dukungan keluarga bagi dia sangat
penting dan mampu memberi semangat tersendiri. Ia merasa bersyukur suami
anaknya mendukung kiprahnya di Tarung Derajat.
Ia ingin
menjadikan PON XVIII Riau sebagai moment yang tak terlupakan. "Aku
mengenal Tarung Derajat sejak 2004. Sejak itu aku ingin berprestasi
setinggi mumgkin. PON nanti Insya Allah bisa dapat emas," tukasnya.
Sumber: Suara Merdeka