Skadron 11/ Serbu sebagai Juara Umum Piala Ketua Pengcab Kota Semarang

Ketua Umum meyerahkan piala bergilir kepada Komandan Skadron 11/Serbu

Pertandingan yang kejuaraan tarung bebas dalam rangka memperebutkan Piala Ketua Pengcab Kodrat Kota Semarang telah selesai dilaksanakan dengan lancar. Pertandingan tersebut dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2010 bertempat di Gedung Auditorium Imam Bardjo Undip Pleburan. Pembukaan yang harusnya dilakukan oleh Bapak Walikota Semarang tetapi dikarenakan walikota tidak bisa hadir akhirnya pembukaan kejuaraan dilakukan oleh Bapak Agung Purno Sarjono, S.T. selaku Ketua Umum Kodrat Kota Semarang.

Pertandingan diikuti oleh enam satlat yang berdiri di Semarang yaitu Kodim 0733/BS, Skadron 11/ Serbu, Undip, Udinus, GCU, dan P.T. KAI. Berikutnya, pertandingan antara Zabib Bashori mewakili Satlat Undip dan Sigit Heri Prastyo  mewakil Satlat Kodim 0733/BS yang termasuk ke dalam partai tambahan sebagai pertandingan pembuka sebelum memasuki partai utama dan dimenangkan oleh Zabib Bashori.

Juara Umum
Pada pertandingan tersebut masih banyak petarung yang kurang memainkan teknik yang benar, masih perlu banyak latihan untuk mengasah teknik dan kekutatan fisiknya. Setelah beberapa pertandingan selesai dilaksanakan akhirnya ditentukan sebagai juara umum ialah Satlat Skadron 11/ Serbu dengan perolehan medali sebanyak 3 emas, 2 perak dan 1 perunggu dan tempat ke dua diraih oleh Satlat Kodim 0733/BS dengan perolehan medali sebanyak 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu disusul Undip, GCU, P.T. KAI dan Udinus.

Video Latihan Tim Seni Gerak Tarung Putra Putri Jateng

 

Video Tim Tarung Derajat Jateng ketika berlatih gerak tarung beregu putra putri sebelum berangkat ke Bengkalis - Riau. Mereka berlatih setiap hari dan selalu tampil di depan orang banyak, bahkan dari anggota sendiri banyak yang mensoraki ketika berlatih untuk menguji mental mereka.
Dengan semangat dan kerja keras serta mental sekuat baja, mereka cuma mandapatkan Medali perak di ajang Kejurnas Tarung Derajat Tahun 2010 di Bengkalis- Riau meskipun ada beberapa atlet yang baru terjun di kejurnas ini. Ini merupakan awal yang membanggakan. Semoga Tim Jateng bisa meraih Juara I pada Kejurnas berikutnya.

Pelajaran Berharga dari Kejurnas


Kejurnas tarung derajat Piala Presiden di Bengkalis Riau yang berakhir pekan lalu rupanya  menjadi pelajaran berharga bagi atlet Semarang Ragil Titisari. Ya, medali perak yang diraih memang belum sesuai harapan karena target sebelumnya memang membawa pulang medali emas.
Namun ada hal penting yang perlu dipetik dari kejuaraan tingkat nasional itu, bahwa Ragil harus bersiap lebih baik lagi dalam menghadapi kejuaraan setingkat nasional.
"Dibilang kecewa saya kecewa. Tetapi saya tidak larut dalam kekecewaan itu apalagi menjadikan putus asa. Saya harus berlatih lebih giat lagi untuk kejuaraan mendatang," kata wanita kelahiran 21 Agustus 1987 itu.
Hal positif yang perlu dipetik dari kejurnas itu, menurut mahasiswa Unnes itu bahwa dirinya harus memiliki rasa optimistis dan berfikiran positif. Artinya bahwa rasa percaya diri harus ditanamkan kepada dirinya untuk bertanding menghadapi para atlet terbaik di Indonesia.
Dalam kejurnas itu, wanita yang tinggal di Jalan Banowati Tengah V/29B Bulu Lor Semarang Utara ini meraih perak setelah dalam partai final nomor tarung wanita di kelas 52,1-58 kg kalah dengan Riza, petarung NTB.
"Saya harus mengakui lawan ternyata lebih baik. Ini menjadi pelajaran saya untuk menyiapkan fisik dan mental dalam mengadapi kejuaraan setingkat nasional," kata pemilik tinggi badan 170 cm dan berat 53 kg itu.

Terlanjur Senang
Mahasiswa tingkat akhir di jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan Unnes ini mengaku senang menekuni olahraga asli Jawa Barat itu.  Alumnus SMA Muhammadiyah Kendal ini tak merasa takut akan tubuh luka karena tendangan mau pun pukulan. "Saya sudah terlanjur senang dengan tarung derajat. Jadi kejurnas ini bukan muara akhir. Saya harus bersiap menghadapi babak kualifikasi PON tahun depan," katanya.  
Ragil merupakan salah satu andalan Semarang. Selain meraih emas Porprov 2009, pada Kejurda 2010 dia meraih emas. Peluang masuk tim PON pun di depan mata karena untuk Jateng belum ada tandingan sepadan di kelasnya.
Meski demikian, Ragil masih menyimpan penasaran. Pasalnya gadis murah senyum itu gagal tampil di PON 2008 lantaran tidak lolos babak kualifikasi. ”Kegagalan di Pra-PON itulah yang membuat tekad saya untuk menjadi yang terbaik.  Saya harus terus berlatih untuk mewujudkan ambisi," katanya.
Ambisi yang dipendam Ragil tentunya bisa tampil di PON 2012. Tentu saja dia tak ingin sekadar tampil. Lebih dari itu medali emas tentunya menjadi bidikannya.

Sumber: Suara Merdeka

Awal yang Baik dari Kejurnas di Bengkalis


Tampil kali pertama dalam kejuaraan nasional menuai hasil tidak mengecewakan. Prestasi tersebut sangat membanggakan atlet tarung derajat Semarang, Eko Satrio Putro . Dia meraih medali perak di nomor seni tarung gerak beregu atas nama Jateng dalam dalam kejurnas di Bengkalis, Riau, pekan lalu.

Bagi atlet kelahiran 5 Maret 1984 ini, medali perak sudah menjadi catatan prestasi yang membanggakan, mengingat dia termasuk pendatang baru dalam percaturan tarung derajat nasional.

Anggota TNI dari Yon Arhanudse15 Semarang ini mengaggap hasil di level nasional itu merupakan awal bagus untuk menapak kejuaraan selanjutnya.
Hasil di Bengkalis merupakan wahana penting untuk mengukur kemampuan lawan dan dirinya, sebelum turun ke babak kualifikasi PON 2012.

”Ke depan saya berupaya lebih baik lagi. Targetnya bisa tampil di PON 2012 di Riau,” kata pria berpangkat parjurit satu itu. Perunggu Hal lain yang membuat pria dengan tinggi badan 167 cm dan berat 57 kg ini bangga adalah, sebelumnya dari berbagai kejuaraan, dia hanya mampu merebut medali perunggu. Padahal level kejuaraan yang diikuti sebelumnya lebih rendah, yaitu kejurda, Porprov, dan Porwakos.

Di Porwakos 2008, suami dari Puji Rahayu Utri ini meraih perunggu di nomor tarung. Kemudian dalam Kejurda 2009 kebagian perunggu nomor seni gerak beregu putra. Prestasi yang sama diraih dalam Porprov 2009 atas nama Semarang.

Eko sebanarnya bukan warga asli Semarang. Sejak 2006, pria asli Makassar ini bertugas di Yon Arhanudse, sehingga menetap di Ibu Kota Jateng ini.  Bahkan saat ini dia beristrikan orang Semarang.
Dengan begitu sudah tidak diragukan lagi kecintaanya terhadap daerah barunya. Terbukti dia telah memberi kontribusi prestasi terhadap Kota ATLAS ini.

”Prinsip saya, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Saya  siap membela Semarang dan Jateng di tingkat nasional,” kata pria yang tinggal di asrama Yon Arhanudse, Jatingaleh itu.

Semangat berlatih Eko saat ini berlipat. Hasil kejurnas menujukkan dia mampu berprestasi di ajang nasional. Selanjutnya dia bertekad bisa mewakili Jateng dalam PON 2012. Tahap pertama tentunya bisa lolos babak kialifikasi PON tahun depan.

Trio Semarang Berhasil Membawa Pulang Medali

Ragil, Eko, dan Sucipta dengan medalinya.
Akhirnya Tim Tarung Derajat Jateng tidak pulang dengan tangan hampa setelah selesai bertanding dalam event Kejuaraan Nasional Tarung Derajat Tahun 2010 yang di Bengkalis Riau. Jateng menempati juara umum ke -2 setelah Jabar dengan memperoleh medali sebanyak 3 emas dan 4 perak. Sedangkan Jabar membawa pulang medali sebanyak 5 emas dan 6 perunggu.

Seperti yang sudah terdapat pada postingan sebelumnya, bahwa ada beberapa atlet Jateng yang diwakili oleh atlet-atlet dari Kota Semarang. Yang pertama yaitu Ragil Titisari  yang turun dalam kelas tarung bebas putri kelas 52,1-58 kg, dia telah berhasil membawa pulang medali perak stelah dia gagal memenangkan pertandingan pada partai final. Kedua, Eko Satrio P. yang turun dalam nomor Seni Gerak Tarung Beregu Putra-Putri, Eko berhasil membawa pulang medali perak. Meskipun merupakan debut awalnya dalam kejurnas tetapi dia tetap yakin akan kemampuannya dalam meraih juara karena selama ini dia telah berlatih keras. Ketiga, Sucipta Rasa yang turun pada nomor Seni Gerak Tarung Putra-Putri (SGTPP) dan Rangkaian Seni Gerak Putri (RSGP). Dia berhasil memborong dua medali sekaligus yaitu emas di nomor SGTPP dan meraih medali perak di nomor RSGP.

Berkat kegigihan mereka kini Kota Semarang semakin yakin dengan kemampuan serta keberhasilan yang telah diraihnya dan semoga bisa menjadikan contoh kepada para anggota yang lain untuk bisa mewakili Jateng pada pra-PON dan Kejurnas berikutnya.

Trio Semarang Diharapkan Membawa Pulang Medali

Hmm,,, Trio Semarang
Ingat, bukan Trio Macan lho yang terkenal dengan goyangan mautnya, tapi ini Trio Semarang. Ya, Trio Semarang ini adalah tiga orang atlet Tarung Derajat asal Kota Semarang yang turun dalam event Kejurnas Tahun 2010 yang diselenggarakan pada tanggal 10-12 Desember di Riau, mereka tergabung dalam Tim Tarung Derajat Jawa Tengah.
Sebelumnya Semarang mengirimkan empat orang atlet tetapi salah satu atlet dari Semarang mengundurkan diri yaitu Yoga Prasetyo jadinya ya tinggal tiga dan jadilah Trio Semarang hehe.. eh malah ketawa udah ah lanjut..

Trio Semarang ini terdiri dari terdiri dari Ragil yang turun dikelas tarung putri, Eko dan Sucipta yang turun di kelas seni gerak. Mereka adalah atlet yang berlangganan juara di tingkat Jawa Tengah. Meskipun salah satu dari mereka ada yang baru terjun di Kejurnas yaitu Eko Satrio, dia tetap yakin dan percaya diri akan meraih medali. 

Kami di sini selaku Tim Kodrat Kota Semarang selalu mendoakan dan berharap supaya mereka bisa membawa pulang medali. Selamat berjuang... BOX!

Expo UKM Undip 2010 (Hari Ke-2)

Tak kalah dengan hari pertama, pelaksanaan Expo di hari ke dua semakin banyak pengunjung dan semakin banyak yang berminat. Pada hari kedua ini kami memberikan beberapa permainan kepada pengunjung untuk mencoba memukul-mukul target, bahkan ada salah satu pengunjung cewek yang mencoba memukul-mukul perut salah satu anggota dari kami, seru juga tapi sayang kami tidak sempat mengambil gambar pada saat mencoba permainan tersebut. Berikut foto-foto yang kami ambil di hari ke dua:

Sedang berbincang dengan pengunjung.

Salah seorang pengunjung yang berminat ingin mendaftarkan anaknya.

Tim peraga demonstrasi di hari ke dua.


Expo UKM Undip 2010 (Hari Ke-1)

Kesempatan promosi untuk memperkenalkan Tarung Derajat kepada masyarakat pada Expo UKM Undip 2010 cukup menarik perhatian, ada beberapa pengunjung yang tertarik untuk melihat-lihat, bertanya tentang Tarung Derajat dan keinginan untuk bergabung menjadi anggota. Berikut foto-foto hasil jepretan kami pada event tersebut:

Beberapa anggota yang jaga stand UKM Tarung Derajat satlat Undip.

Salah seorang pengunjung sedang mengisi daftar tamu pengunjung.

Dua orang pengunjung yang sedang melihat beberapa foto yang dipajang.

Yoga Mundur dari Pelatda Tarung Derajat


Salah satu atlet tarung derajat (petarung) Semarang Yoga Prasetya mundur dari Pelatda Jateng untuk persiapan Kejurnas Piala Presiden, pada Desember. Alasan pengunduran dirinya karena atlet yang bersangkutan diterima bekerja di sebuah instansi.

Pelatih tarung derajat Semarang Heru Sudjatmiko mengatakan, dengan mundurnya atlet yang berlatih di Satlat Kodim 0733 BS/Semarang itu, berarti Semarang kini tinggal menyisakan tiga petarung yang bertahan di Pelatda. Mereka adalah Ragil Titi Sari, Sucipta Rasa, dan Eko Satria.

“Saya tidak bisa melarang atlet kami mundur dari Pelatda. Terlebih alasannya adalah urusan pekerjaan. Bukan kami tidak loyal pada Jateng tetapi ini keinginan atlet yang bersangkutan,” katanya.

Meski mundur dari Pelatda persiapan Kejurnas, Heru memastikan Yoga tidak mundur dari kegiatan tarung derajat. Latihan rutin tetap dilakukan untuk persiapan berbagai kejuaraan. Termasuk pada babak kualifikasi PON tahun depan, Yoga siap bersaing.

“Saat ini, Yoga belum bisa izin ke luar kota karena urusan pekerjaan. Namun latihan tetap dijalani untuk persiapan berbagai kejuaraan,” katanya.

Menurut Heru, meski Semarang menyisakan tiga petarung, tetapi Ibu Kota Jateng itu tetap mendominasi atlet. Hal ini berarti prestasi tarung derajat Semarang di tingkat Jateng masih diperhitungkan.


Sumber: Suara Merdeka

Menjelang Kejuaraan antar Satlat



Dalam waktu dekat ini Pengcab Kodrat Kota Semarang sedang giat-giatnya berlatih, karena dalam waktu dekat ini Pengcab akan mengadakan Kejuaraan antar Satlat Se-Kota Semarang. Kejuaraan antar satlat ini diselenggarakan sebagai pengganti Porwakos yang diadakan tiap tahun. Kang Heru mengatakan, "Karena Porwakos pada tahun ini ditiadakan, maka sebagai gantinya kami mengadakan kejuaraan antar satlat, selain itu kejuaraan ini digelar guna mencari bibit-bibit petarung yang berpotensi untuk dipersiapkan pada Kejuaraan Daerah Se-Jawa Tengah tahun depan."

"Kejuaraan ini diharapkan mampu mendongkrak motivasi para atlet untuk dapat terus berlatih dan bertanding secara sehat", tambahnya.

Rencananya penyelenggaraan Kejuaraan antar satlat ini akan dilaksanakan bulan depan sekitar pertengahan Desember. Beberapa satlat yang akan diikutsertakan diantaranya satlat Kodim 0733/BS, Yonarhanudse-15, Skadron 11/Serbu, Undip, PT. KAI, Unnes, dan Udinus.

Hakekat Tarung Derajat


Tarung Derajat itu adalah Ilmu Olahraga Seni Pembelaan Diri yang memanfaatkan Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani secara Realistis dan Rasional, didalam proses pembelajaran dan pemberlatihan gerakan-gerakan seluruh anggota dan organ tubuh serta bagian-bagian penting lainnnya, dalam rangka memiliki dan menerapkan 5 (lima) unsur daya moral, antara lain yaitu : Kekuatan - Kecepatan - Ketepatan - Keberanian dan Keuletan, yang melekat dengan Dinamis dan Agresif dalam suatu Sistem Ketahanan / Pertahanan diri serta Pola Teknik, Taktik dan Strategi Bertahan menyerang yang Praktis dan Efektif bagi suatu Pembelaan Diri. Untuk digunakan terutama pada upaya Pemeliharaan Keselamatan, Kesehatan dan Kesempatan Hidup sebagai Manusia yang berhakekat, seperti mampu menghindari dan menjauhkan sikap hidup permusuhan dan kesombongan, pencegahan dan pemulihan penyakit fisik dan mental, serta mampu mensyukuri kehidupan dan berbuat amal kebaikan bermanfaat bagi kemanusiaan.

Senyawa Daya Gerak Otot, Otak serta Nurani di atas tadi berasal dan diperoleh dari proses Fikiran Rasa dan Keyakinan atas dan tentang berbagai macam sifat, motif dan bentuk serta cara datang kemudian menerima dan menyikapi serta menjawab peristiwa-peristiwa terjadinya suatu kejadian hidup yang dialami dan teralami sendiri di dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang garapan hidup yang ditekuni secara Realistis dan Rasional pada setiap tatanan ruang lingkup, tataran dan tingkatan kehidupan yang diganti selaras dengan adab-adabnya dalam rangka berinteraksi hidup keluarga, masyarakat, hingga bernegara dan berketuhanan YME. Pengalaman tersebut bergulir secara alamiah dari waktu ke waktu sejak masa kecil bergerak sepanjang hayat.

Rangkaian dari suatu proses pengalaman hidup tersebut ditata dalam bentuk paduan imajinasi yang sarat dengan hasrat perjuangan dan kerja keras untuk merubah nasib, tertata dalam bentuk paduan kreativitas. Paduan imajinasi menyatu dengan paduan kreativitas melahirkan suatu tindakan hidup yang praktis dan efektif. Dan tindakan moral yang dilakukan dengan konsisten pada setiap menghadapi tantangan dan tuntutan hidup, merefleksi dalam paduan Keberanian Moral.